Menyederhanakan Hidup dengan Filosofi Minimalis Aja


Menyederhanakan hidup dengan filosofi minimalis aja memang sedang menjadi tren di kalangan masyarakat dewasa ini. Filosofi ini mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup dan meminimalisir segala hal yang tidak perlu. Sebagai contoh, Marie Kondo, seorang pakar tata ruang asal Jepang, telah menginspirasi banyak orang dengan metodenya yang dikenal sebagai KonMari, yang mengajarkan kita untuk hanya menyimpan barang-barang yang “sparks joy”.

Menyederhanakan hidup dengan filosofi minimalis aja tidak hanya berdampak pada ruang fisik kita, tetapi juga pada kesejahteraan mental dan emosional kita. Joshua Fields Millburn, salah satu tokoh minimalis terkemuka, pernah mengatakan, “Minimalism is a tool that can assist you in finding freedom. Freedom from fear. Freedom from worry. Freedom from overwhelm. Freedom from guilt. Freedom from depression. Freedom from the trappings of the consumer culture we’ve built our lives around.”

Dengan menerapkan filosofi minimalis aja dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat merasakan kebebasan yang sebelumnya tidak kita rasakan. Kita dapat fokus pada hal-hal yang benar-benar penting bagi kita, seperti hubungan dengan orang-orang terdekat, kesehatan, dan pengembangan diri. Seiring dengan itu, kita juga dapat mengurangi stres dan kecemasan yang seringkali disebabkan oleh kepemilikan barang-barang yang berlebihan.

Namun, menyederhanakan hidup dengan filosofi minimalis aja tidaklah mudah. Kita sering kali tergoda untuk terus mengumpulkan barang-barang baru dan terjebak dalam siklus konsumsi yang tidak berkesudahan. Karenanya, penting bagi kita untuk terus mengingat prinsip dasar minimalisme, yaitu “less is more” dan “quality over quantity”.

Dalam akhirnya, menyederhanakan hidup dengan filosofi minimalis aja adalah tentang membuat pilihan yang tepat untuk diri sendiri dan kebahagiaan kita. Seperti yang dikatakan oleh Leo Babauta, penulis dan pembuat blog Zen Habits, “Simplicity boils down to two steps: Identify the essential. Eliminate the rest.” Jadi, mari kita mulai menyederhanakan hidup kita dengan mempraktikkan filosofi minimalis aja.